Thursday, 19 February 2015

Unsur - unsur Intrinsik Cerpen


Kejutan Terakhir
Aku terbangun dari tidurku karena gemercik air mengenai wajahku, saat aku melihat jam sekarang baru pukul 1 malam, aku ingin kembali tidur saat aku menarik selimutku kembali tiba-tiba sebuah kertas kecil menempel di selimutku, kertas itu bertulis: Halo Nadia! Maukah kamu menolong Mama? Coba kamu ke rak buku di ruang tengah sekarang dan coba kamu ambil buku Mama yang berjudul ‘Sepasang Mata Merah’ lalu kamu kasih ke kamar Mama, Terima kasih, sayang!
“Aduh Mama ada-ada saja, kenapa Mama tidak ambil sendiri? Huh aku baru tau Mama punya buku horror seperti itu,” ucapku malas, tetapi aku kerjakan perintah Mama tadi walaupun sedikit berlebihan memakai surat segala.
Aku membuka pintu kamar Mama karena ingin mengembalikan buku itu, tiba-tiba Papa dan Mama tidak ada di dalam kamar aku menemukan surat lagi di gagang pintu kamar Mama yang berisi: Kamu pasti bingung Mama pergi kemana, bagaimana kamu sekarang ke dapur lalu masak telur dadar buatanmu yang sangat disukai Nenek, karena Nenek sebentar lagi akan datang, kerjakan sekarang!
Dengan kesal aku membanting buku itu, tiba-tiba di dalam buku itu ada pisau jatuh berlumuran darah, jantungku berdetak kencang karena aku takut Papa dan Mama kenapa-napa. Aku bergegas masak ke dapur, saat telur itu jadi aku langsung meletakannya di piring dan menaruhnya di meja makan. Seorang wanita tua yang wajahnya tertutup rambut putihnya itu lewat lalu ia langsung berlari ke tangga dan naik ke atas. “Itu siapa? Apakah itu Nenek? Katanya Nenek akan datang nanti, tetapi kenapa ia berlari dan berkeliaran sekeliling rumah tengah malam ya?” kataku berbicara sendiri.
Di kursi meja makan ada surat lagi yang berisi : Terimakasih Nadia, apakah kamu barusan melihat seorang wanita tua berjalan ke atas? Coba kamu ikuti dia! Lagi-lagi aku harus mengikuti perintah surat dari Mama itu, dan aku menuju atas. Saat aku melirik keluar jendela dekat tangga rumahku, wanita tua yang wajahnya tertutup rambutnya itu ternyata ada di luar sambil mencakar-cakar jendela rumahku. Tadi kan ia ke atas? Mungkin ia lewat tangga lainnya, aku coba ke luar saat aku ke luar tidak ada siapa-siapa. Malah, ada sepucuk surat dari Mama lagi yang berisi: Mama sayang padamu! Pergilah, disini tidak aman nak! Mama ingin bertemu Nadia lagi!
Aku bingung apa maksud surat yang ditulis oleh cat air merah itu, mungkin Mama ingin memberikan kejutan kepadaku? Aku pergi dari tempat itu dan kembali ke dalam. Saat aku naik ke atas, aku bertemu wanita itu yang barusan menempelkan sepucuk surat di pintu kamar Kak Sabrina yang berisi: Masuk ke kamar Kak Sabrina, coba kamu ambil setangkai bunga mawar di dalam sana dan bawalah sampai rantai surat ini berakhir.
Aku segera masuk ke kamar Kak Sabrina dan aku menemukan setangkai bunga mawar di meja rias Kak Sabrina, saat aku melihat kaca ada seorang gadis sedang menyisir rambutnya.“Nadia, rambut Kakak indah kan? Tolong sisirkan rambut Kakak untuk terakhir kalinya sayang, Nadia Kakak selalu menyayangimu,” ucap gadis itu, dari suaranya mirip Kak Sabrina. Aku tersentak kaget dan membaca do’a agar tidak ada makhluk gaib menggangguku, saat aku melihat ke belakang ternyata tidak ada siapa-siapa.
Ah mungkin itu hanya halusinasiku, batinku, aku langsung ke luar kamar dan mencari surat selanjutnya. Tiba-tiba kedua adik kembarku Vianna dan Vionna berlarian di hadapanku ia bermain sangat gembira dan mereka terlihat sangat bahagia. “Via, Vio, kalian kok belum tidur? Nanti dimarahin Mama lho!” kataku mengingatkan mereka berdua. “Ayo Kak Nadia, ikutan main! Hahaha!” tawa mereka yang masih berlari-larian dengan sangat riang.
Aku melihat kertas kecil di dekat tangga menuju balkon, aku membaca isi kertas itu. Kertas itu berisi: Sekali lagi nak coba kamu naik ke atas dan kamu lihat ada apa gerangan? Hihihi, anak Mamapintar bisa melanjutkan petualangan surat ini!
Aku begitu penasaran, saat aku ingin membuka pintu balkon, “NENG NADIA!” panggil seseorang dari bawah, aku langsung menghentikan langkahku dan menuju ke seseorang yang memanggilku itu.
“Bibi Sumiah? Ada apa? Loh kok Bibi menangis?” kataku bingung melihat pembantu rumah tangga-ku itu menangis. “Apakah kamu habis menyelesaikan petualangan surat dari Mama? Dan sudah sampai balkon?” tanya Bi Sumiah sambil terisak. “Belum Bi, kan tadi Bibi menghentikanku memang kenapa?” tanyaku sangat bingung. “Hiks, coba kamu lihat ke balkon sekarang!” perintah Bibi, aku langsung berlari menuju balkon dengan perasaan gembira dan terkejut aku melihat banyak sekali bunga dan lampu yang dihias disana, ada sebuah bunga yang dirangkai menjadi tulisan ‘HAPPY BIRTHDAY NADIA!’ sangat besar, aku sangat bahagia menerima kejutan ini. Tetapi ada sesuatu yang kurang,
“Bi, Mama, Papa, Kak Sabrina, Vianna, dan Vionna mana? Kok mereka tidak ada?” tanyaku bingung.
“Hiks, Bibi sedih neng Bibi sedih,” jawab Bibi yang duduk sambil mengeluarkan air matanya itu. “Ada apa, Bi? Bibi ada masalah? Coba cerita dulu ke Nadia,” kataku memegang tangan Bibi yang terlihat sangat sedih.
“Papa, Mama, Kak Sabrina, Vianna, dan Vionna mereka…”
“Kenapa Bi?” tanyaku penasaran. “Meninggal dunia, tadi seorang penjahat membunuh mereka menggunakan golok tanpa sebab dan polisi sudah menemukan mereka semua,” jelas Bi Sumiah dengan sangat sedih.
“BIBI SERIUS??? BI? INI BUKAN SAATNYA BERCANDA BI!” kataku kaget, air mata langsung keluar dari mataku. “Iya neng, saat neng masih tidur dan Bibi saat baru pulang dari supermarket. Tadi permintaan terakhir Mama, Mama mau neng menyelesaikan surat buatan Mama itu coba neng lihat surat terakhir di kursi yang diukir oleh mereka tadi sekitar jam 9” kata Bibi menunjuk ke sepucuk surat terakhir.
Surat itu berisi: Selamat ulang tahun Nadia sayangku! Semoga kamu makin sehat, pintar, dan segalanya. Satu lagi semoga kita semua bisa bersama selamanya! Seketika air mata membasahi pipiku, “Kenapa waktu begitu cepat? Mengapa saat pembunuhan berlangsung aku tidak dibunuh juga? Mama, Papa, Kak Sabrina, Vianna, Vionna, aku sayang kalian semua selamanya” kataku memeluk dan mengecup foto kami saat masih berkumpul dan bersama.
Kebahagiaan cepat berlalu, terima kasih atas kejutan kalian untuk ulang tahunku walaupun kalian lebih bahagia disana. Bibi menghampiriku dan memelukku dari belakang.
“Bi, Nadia mau tanya” kataku sambil menghapus air mataku.
“Tanya apa, sayang?” kata Bibi yang juga menghapus air matanya.
“Kan kata Bibi pembunuhan tadi pakai golok tetapi kenapa tadi di kamar Mama aku menemukan sebuah pisau? Lalu tadi nenek yang menunjukkan arah kepadaku siapa yang tadi naik ke atas tangga?” tanyaku bingung.
“Wanita tua itu Bibi neng, karena Mama juga mau Bibi ikut menyamar” jelas Bibi Sumiah.
“Hm, Bibi kan tadi naik ke atas kenapa tadi tiba-tiba Bibi muncul di jendela luar dan meninggalkan sepucuk surat pakai tinta merah dan menyuruhku pergi? Lalu tadi di kamar Kak Sabrina yang sedang menyisir rambut siapa, Bi? Apakah teman Bibi ikut dalam rencana ini?” tanyaku semakin bingung. “Wah kalo soal itu Bibi tidak tahu, neng” kata Bibi, aku terdiam sangat bingung. Lalu kenapa ada pisau di kamar Mama tadi? Siapa wanita tua yang diluar itu? Dan siapa yang sedang menyisir di kamar Kak Sabrina tadi? Aku kira itu teman Bibi ternyata bukan, lalu mereka semua siapa?


SERPIHAN WAKTU
Sudah cukup lama Aku berada di sini, sudah hampir 3 hari diriku terkurung di sini. Di sebuah tempat kecil dengan dinding berwarna putih. Aku hanya dapat melihat dinding, dinding dan dinding. Mata ini sudah terlalu lama memandangi itu semua, hanya bisa pasrah dengan keadaan yang sekarang.
Entah apa yang terjadi padaku saat itu. Terakhir Aku berada di Dunia normal, diriku telah menemukan sebuah jam kuno yang berwarna putih bersih. Lalu, Aku mencoba memakainya, dan entah kenapa, jam itu membawaku ke duniaini. Dunia yang tidak pernah ku kenal, sangat asing.
Mataku menatap jam kuno putih yang terus melekat di pergelangan tanganku, tak bisa lepas. Sudah berkali-kali ku coba membuka itu, namun hasilnya nihil!. “Rane…” panggil seseorang. Hati kecilku merasa sedikit takut dengan suara yang tiba-tiba terdengar di telingaku. Selama 3 hari ku di sini, tak pernah sedikit pun Aku mendengar suara. “Rane…” panggil suara itu lagi. Sekarang, hati kecilku menghendakiku untuk menjawabnya. Dengan suara yang terbata-bata, aku memberanikan diri menjawab suara itu. “Siapa kamu? Mengapa kamu tahu namaku?” tanyaku, gigi-gigiku bergemeretak sehingga terdengar suara kecil yang cukup membuat bising di tempat kecil ini. “Rane… tak perlulah kau tahu siapa Aku. Sekarang, jika kau ingin keluar dari dunia ini, ikutilah panah penunjuk yang akan terlihat oleh matamu!” ujar suara tersebut. Aku masih ragu dengan ucapannya yang menurutku aneh. “Memangnya… dunia apa ini? Perlukah Aku turuti permintaanmu?” tanyaku yang masih sangat takut dengan keadaan seperti ini. “Ini adalah, Dunia Waktu… kau tak akan bisa keluar dari sini kecuali dengan mengikuti pengarahan dariku. Sekarang, cepat ikuti panah penunjuk yang akan terlihat olehmu! Cepat! Sekarang!” ujar suara itu lagi, sekarang suara itu terdengar lebih tegas dan kencang lagi. Aku hanya dapat mengangguk kecil dan mengikuti panah penunjuk yang memang benar-benar terlihat olehku.
Entah, Aku sedang bermimpi atau tidak, ruangan yang tadinya sangatlah sempit sekarang terlihat memiliki banyak sekali lorong. Sampai sekarang, panah penunjuk itu belum berhenti menunjukkan arah kepadaku, sampai akhirnya…
“Rane… sekarang kau sudah ada di ruangan memilih. Kau harus memilih salah satu manusia yang terlibat masalah besar terhadap waktu! Waktumu memilih hanya satu menit! Cepatlah… jika kau ingin keluar dari dunia ini…” ujar suara itu lagi. Aku yang cukup kaget dengan suara yang tiba-tiba itu, langsung saja menuruti arahan dari suara tersebut. Seketika itu, bermunculan banyakfoto
 orang yang tak kukenal. Otakku sempat berpikir siapa mereka, namun, karena waktuku memilih hanya satu menit, Aku segera menyentuh foto seorang remaja yang terlihat seusia denganku.
*triiing*
Seketika itu, foto remaja yang ku sentuh terlepas dari bingkainya dan terbang menuju suatu arah yang tak kuketahui. Hatiku memutuskan untuk mengikuti foto itu. Sampai akhirnya, foto itu mengantarku kepada sebuah pintu yang masih tertutup rapi. Foto yang masih terbang entah dengan apa itu, seakan memintaku untuk membuka pintu itu. Dengan gemetar, Aku segera membuka pintu tersebut.
Krieeet........suara pintu itu terdengar sangat kencang di telingaku. Saat pintu tersebut terbuka, terpancar sinar putih yang menyilaukan mataku. Aku menutup mataku dengan tanganku dan mencoba menahan rasa sakit akibat silau.
Selama beberapa menit cahaya bersinar, akhirnya cahaya itu mulai redup. Aku mulai membuka mataku dan melihat sesosok manusia di sana.
“Kamu Rane?” tanya orang itu. “I… iya… ka… kamu siapa?” jawabku dengan rasa takut. “Aku… Jill! Aku terjebak oleh waktu! Aku sudah terlalu sering menyia-nyiakan waktuku. Sekarang, kamu ditugaskan untuk membantuku memperbaiki waktuku yang sia-sia,” jawab orang tersebut yang ternyata bernama Jill.
“Ta… tapi bagaimana caranya? Aku hanya manusia biasa!” ujarku.
“Tenanglah… kamu hanya tinggal membantuku untuk mendapatkan serpihan waktuku yang terbuang. Dan waktumu hanya tiga jam! Bantulah Aku, orang tuaku cemas denganku, selama ini… mereka mengira Aku koma dan tak sadarkan diri. Padahal… Aku terjebak di sini!” jelas Jill. Aku mulai luluh dengan perkataan Jill, Aku pun memberanikan untuk bertanya lagi. “Serpihan waktu? Apa itu?” tanyaku. “Serpihan waktu adalah sisa waktuku yang terbuang. Kamu dapat menemukan itu di kejadian-kejadian yang pernah kusia-siakan waktunya! Kamu hanya harus mengumpulkan tiga dari sekian banyak serpihan waktuku,” jelas Jill lagi. Aku mulai sedikit paham dengan maksudnya. “Tapi… Aku
 kan tidak pernah tahu kejadian apa yang pernah kamu sia-siakan waktunya?” ujarku lagi. Jill tersenyum lalu membalas ucapanku. “Kau akan tahu… karena ingatanku ada padamu…” jawab Jill. Entah kenapa, seketika tubuh Jill hilang dari pandanganku. Kakiku pun tergerak untuk menyusuri lorong yang berada di dalam pintu yang tadi ku buka.
Aku berjalan lurus sampai akhirnya Aku menemukan sebuah jendela. Ku intip sedikit dari jendela tersebut, ku lihat dunia bebasku ada di sana. Ingin rasanya kakiku menginjak kembali dunia yang selama ini kutinggalkan, namun, tubuhku malah berubah menjadi seekor kupu-kupu. “Ayah… Ibu… sebentar lagi Aku pulang,” ujarku saatku mulai mengepakkan sayap. Di saat ku terbang tanpa arah di langit, terlihat seperti ada memori baru pada otakku. Di sana, Aku dapat melihat apa saja yang selama ini di lakukan Jill. Aku pun tersenyum tanda mengerti perkataan Jill yang terakhir. Akhirnya, Aku pun terbang ke tempat di mana Jill menyia-nyiakan waktunya.
“Hmmm… Aku melihat Jill menyakiti hati temannya karena tidak menepati janjinya untuk berdiskusi soal tugas mereka di restoran. Mungkin… serpihan waktu miliknya ada di sana!” gumamku. Sayap indahku sekarang mengepak lebih kencang, entah kenapa, Aku tahu di mana letak restoran yang sebelumnya belum pernah kudatangi.
Kupandangi pintu restoran didepanku yang masih tertutup rapat. Bagaimana Aku bisa masuk ke dalam ya? Batinku. Aku pun menunggu ada orang yang masuk dan membuka pintu ke dalam. Cukup lama Aku menunggu, akhirnya, ada seorang pria bertubuh tambun dan membuka pintu dengan cukup lebar, sehingga memudahkanku untuk masuk ke dalam.
Setelah tubuh kecilku masuk ke dalam, ku lihat banyak sekali serpihan waktu yang berserakkan di sini. Aku sempat berpikir, apa para manusia tidak dapat melihatnya. Namun, pikiran itu langsung buyar mengingat waktuku yang hanya 3 jam. Dari sekian banyak serpihan waktu yang ku lihat, ada satu yang bersinar. Aku langsung yakin kalau itu adalah milik Jill, dengan segera, Aku mengambil dan memasukkannya ke dalam sebuah kantung yang entah sejak kapan ada padaku.
Satu keping serpihan waktu telah ada padaku, kulihat, jam kuno putih yang tadinya menempel di pergelangan tanganku kini tertempel di belakang sayapku. Kulihat sepintas, waktuku hanya tinggal dua jam lima belas menit lagi.
Segera Aku memfokuskan pikiranku agar dapat terlihat di mana lagi Jill pernah menyia-nyiakan waktunya. Hanya butuh waktu 5 menit untuk memikirkannya, namun, untuk menuju tempatnya bukan hal yang mudah. Sekalipun tempat itu berada dekat denganku. Embusan angin yang terkadang kencang dan tubuh-tubuh raksasa yang berlalu lalang terkadang menjadi penghalangku dalam menyelesaikan tugasku.
Tempat kedua yang akan menjadi tujuanku adalah rumah sakit. Rumah sakit ini ku pilih karena letaknya tak jauh dari restoran yang menjadi tujuan pertamaku tadi. Untuk menuju rumah sakit, Aku banyak sekali mendapat goncangan, terutama dari para predator hewan liar. Fisikku sudah mulai lelah dan tidak terkendali, namun, Aku terus berusaha untuk menyelesaikan tugasku.
Beruntung, di dalam rumah sakit tidak terlalu banyak orang sehingga dengan mudah Aku dapat menemukan serpihan waktu milik Jill. Dua serpihan telah ada padaku. Aku segera menuju tempat tujuanku yang ketiga sekaligus terakhir. Aku sudah berpikir keras untuk mengingat-ingat memori Jill, namun yang keluar hanya satu kejadian dan tempat. Hanya ada sebuah bukit kecil yang letaknya sangat jauh dipikiranku. Karena hanya ada gambaran itu di otakku, Aku pun bertekad untuk sampai ke tempat tersebut hanya dalam waktu satu setengah jam.
Aku terbang dengan kecepatan yang tinggi dari sebelumnya menuju sebuah bukit yang ada di otakku. Aku terus terbang walau angin ganas itu mungkin akan menyobek sayapku. Tetapi Aku tak peduli, terus saja ku terjang semua itu sampai akhirnya, kabut putih yang menyelimuti sebuah bukit kecil terlihat. Aku tersenyum puas melihatnya. Di sana, Aku tidak banyak menemukan serpihan waktu, jumlahnya bisa di hitung oleh jari. Aku pun mulai mencari serpihan milik Jill. Ternyata, serpihan milik Jill cukup sulit ditemukan karena letaknya berada di sebuah batu besar tepat di samping sungai. Dengan hati-hati, Aku memasukkan serpihan waktu terakhir ke dalam kantung milikku. Setelah 3 serpihan waktu terkumpul, tubuhku terasa tersedot ke dalam pusaran angin. Entah dari mana angin itu, sampai akhirnya wujudku berubah kembali menjadi manusia dan telah berada di hadapan Jill.
“Rane… terima kasih, kau telah membantuku untuk keluar dari dunia ini,” ujar Jill. Aku mengangguk dan tersenyum. Lalu, tubuh Jill tiba-tiba menghilang menyisakan senyuman terakhir yang tadi ku lihat. Ku pikir, ia telah tersadar dari tidur panjangnya selama ini. Sekarang, Aku kembali sendiri. Aku menunggu suara itu datang, hingga suara itu pun terdengar di telinga mungilku.
“Rane… selamat, kau berhasil menyelesaikan tugasmu. Sekarang… kamu berhak kembali ke duniamu…” ujar suara tersebut. Lalu, Aku merasakan kepalaku terasa sangat pusing dan mataku pun tak kuat untuk menahannya. Entah apa yang terjadi, Aku pingsan.
“Rane! Bangun Rane… nanti kau telat!” ujar sebuah suara yang membangunkanku. “Kak Ryn? Sejak kapan Kakak di situ?” tanyaku ketika kelopak mataku terbuka. “Sejak kapan? Dari tadi Rane… apa kamu tidak mendengar suara Kakak? Sudahlah… cepat mandi! Nanti kau telat berangkat ke sekolah!” jawab Kak Ryn. Aku mengucek-ngucek mataku, Apa itu mimpi? Batinku. Namun, ada suara yang selama ini kudengar di Dunia Waktu. Tidak, Rane… kau tidak bermimpi!



Menganalisis Unsur-Unsur Intrinsik Cerpen
Cerpen I (KejutanTerakhir)
1.    Tema                          : Misteri
2.    Judul                          : Kejutan Terakhir
3.    Tokoh                         :
a.      Nadia, protagonis
b.      Bibi, tirtagonis
4.    Penokohan                 :
a.      Nadia, dengan watak penasaran. Dibuktikan pada kalimat “Aku begitu penasaran....”
b.      Bibi, dengan watak misterius. Dibuktikan pada kalimat “Hm, Bibi kan tadi naik ke atas kenapa tadi tiba-tiba Bibi muncul di jendela luar dan meninggalkan sepucuk surat palai tinta merah dan menyuruhku pergi? Lalu tadi di kamar Kal Shabrina yang sedang menyisir rambut siapa Bi?Apakah teman Bibi ikut dalam rencana ini?”tanya Nadia bingung. “Wah kalo soal itu Bibi tidak tahu neng” jawab Bibi membuat Nadia bingung.
5.    Latar                          :
a.      Tempat                :
·         Di kamar Nadia
sesuai dengan kalimat  “Aku terbangun dari tidurku karena germecik air mengenai wajahku... ”
·         Di ruang tengah.
Sesuai dengan kalimat “Coba kamu ke rak buku di ruang tengah sekarang...”
·         Di kamar Mama Nadia
Sesuai dengan kalimat “Aku membuka pintu kamar mama karena ingin mengembalikan buku itu”
·         Di dapur
Sesuai dengan kalimat “Aku bergegas masuk ke dapur”
·         Di ruang makan
Sesuai dengan kalimat “Aku langsung meletakannya dipiring dan menaruhnya di meja makan”
·         Di tangga dekat ruang makan
Sesuai dengan kalimat “Lalu ia langsung lari ke tangga dan naik ke atas”
·         Di kamar Ka Shabrina
Sesuai dengan kalimat “Masuk ke kamar Ka Sabrina...”
·         Di tangga dekat balkon
Sesuai dengan kalimat “Aku melihat kertas kecil didekat tangga menuju balkon”
·         Di balkon
Sesuai dengan kalimat “Aku langsung berlari menuju balkon”
b.      Waktu               : Pukul 1 malam. Sesuai dengan kalimat “Aku terbangun
                               dari tidurku karena gemercik air mengenai wajahku,
                             saat aku melihat jam sekarang baru pukul 1 malam ”
c.      Suasana            :
·        Sunyi
Karena tengah malam. Dibuktikan dengan kalimat “...sekarang baru pukul 1 malam, aku ingin kembali tidur...”
·        Menegangkan
Karena ada surat berantai yang harus dipecahkan. Dibuktikan dengan kalimat “...di dalam kamar aku menemukan surat lagi...”
·        Bahagia
Karena mendapat kejutan ulang tahun dari keluarganya. Dibuktikan dengan kalimat “Aku melihat banyak sekali bunga dan lampu yang dihias disana, ada sebuah bunga yang dirangkai menjadi tulisan ‘HAAPY BIRTHDAY’ sangat besar, aku sangat bahagia menerima kejutan ini.”
·         Sedih
Karena papah, mamah, kakak, dan adik kembarnya meninggal. Dibuktikan dengan kalimat “Papa, Mama, Kak Sabrina, Vianna. Dan Vionna mereka....meninggal dunia...”
6.    Alur                            : Maju Mundur
a.    Pemaparan        
“Aku terbangun dari tidurku karena gemercik air mengenai wajahku, saat aku melihat jam sekarang baru pukul 1 malam, aku ingin kembali tidur saat aku menarik selimutku kembali tiba-tiba sebuah kertas kecil menempel di selimutku...”
b.    Penampilan masalah
“Dengan kesal aku membanting buku itu, tiba-tiba di dalam buku itu ada pisau jatuh berlumuran darah, jantungku berdetak kencang karena aku takut Papa dan Mama kenapa-napa”
c.     Masalah memuncak
“Tetapi ada sesuatu yang kurang, ‘Bi, Mama, Papa, Kak Sabrina, Vianna, dan Vionna mana? Kok mereka tidak ada?’ tanyaku bingung.”
d.    Puncak ketegangan
“Papa, Mama, Kak Sabrina, Vianna, dan Vionna mereka…”
“Kenapa Bi?” tanyaku penasaran. “Meninggal dunia, tadi seorang penjahat membunuh mereka menggunakan golok tanpa sebab dan polisi sudah menemukan mereka semua,” jelas Bi Sumiah dengan sangat sedih. “BIBI SERIUS??? BI? INI BUKAN SAATNYA BERCANDA BI!” kataku kaget, air mata langsung keluar dari mataku.
e.    Ketegangan menurun
“Tadi permintaan terakhir Mama, Mama mau neng menyelesaikan surat buatan Mama itu coba neng lihat surat terakhir di kursi yang diukir oleh mereka tadi sekitar jam 9” kata Bibi menunjuk ke sepucuk surat terakhir.”
f.     Penyelesaian
“Kebahagiaan cepat berlalu, terima kasih atas kejutan kalian untuk ulang tahunku walaupun kalian lebih bahagia disana. Bibi menghampiriku dan memelukku dari belakang.”


7.    Sudut pandang          : Orang pertama. Dibuktikan dengan kalimat “Aku
                                     terbangun dari tidurku .....”
8.    Amanat                      :
a.    Jangan mudah percaya dengan orang yang belum jelas asal usulnya walaupun orang itu dekat dengan kita.
b.    Bahagiakan orang yang menyayangi kita selagi mereka masih ada, jangan samapi kita menyesal.
 


Cerpen II (Serpihan Waktu)
1.    Tema                          : Petualangan
2.    Judul                          : Serpihan Waktu
3.    Tokoh                         :
a.      Rane, protagonis
b.      Jill, tirtagonis
c.      Kak Ryn, tirtagonis
4.    Penokohan                 :
a.    Rane, dengan watak rela menolong dan tekun dalam mengerjakan sesuatu. Dibuktikan pada kalimat “Dari aku mulai luluh sampai tadi ku buka..”, “Hembusan angin yang terkadang kencang dan tubuh raksasa yang berlalu lalang terkadang menjadi penghalang dalam meyelesaiakn tugasku.”
b.    Jill, dengan watak suka menyia-nyiakan waktu. Dibuktikan pada kalimat “Aku Jill! Aku terjebak oleh waktu! Aku sudah terlalu sering menyia-nyiakan waktuku....”
c.     Kak Ryn, dengan watak Sabar. Dibuktikan pada kalimat “Sejak kapan? Dari tadi Rane...apa kamu tidak mendengar suara kakak?sudahlah, cepat mandi! Nanti kau telat berangkat ke sekolah!”
5.    Latar                          :
a.    Tempat                :
·         Dunia Waktu
Sesuai dengan kalimat  “Ini adalah dunia waktu...”
·         Ruangan Memilih
Sesuai dengan kalimat “Rane...sekarang kau sudah ada di ruangan memilih.”
·         Lorong di dalam pintu
Sesuai dengan kalimat “Kakiku pun tergerak untuk menyusuri lorong yang berada....”
·         Restoran
Sesuai dengan kalimat “Kupandangi pintu restoran di depanku yang masih tertutup rapat”
·         Rumah Sakit
Sesuai dengan kalimat “Beruntung, didalam rumah sakit tidak terlalu banyak orang...”
·         Bukit kecil
Sesuai dengan kalimat “Aku terbang dengan kecepatan yang tinggi dari sebelumnya menuju sebuah bukit...”
·         Kamar tidur Rane
Sesuai dengan kalimat “Rane! Bangun Rabe...nanti kau telat”
b.      Waktu                 :
·         Hampir 3 hari
Sesuai dengan kalimat “Sudah hampir3 hari aku terkurung disini”
·         Sekarang
Sesuai dengan kalimat “Sekarang hati kecilku menghendakiku untuk menjawabnya”
·         Pagi Hari
Sesuai dengan kalimat “Apa kamu tidak mendengar suara kakak?Sudahlah...cepat mandi! Nanti kau telat berangkat ke sekolah!”
c.      Suasana               :
·         Sunyi
Sesuai dengan kalimat “Sudah cukup lama Aku berada di sini, sudah hampir 3 hari diriku terkurung disini”
·         Mencekam / Menegangkan
Sesuai dengan kalimat “Hati kecilku merasa sedikit takut dengan suara yang tiba-tiba terdengar di telingaku”

6.    Alur                            : Maju Mundur
a.    Pemaparan        
Sudah cukup lama Aku berada di sini, sudah hampir 3 hari diriku terkurung di sini. Di sebuah tempat kecil dengan dinding berwarna putih.
b.    Penampilan masalah
“...diriku telah menemukan sebuah jam kuno yang berwarna putih bersih. Lalu, Aku mencoba memakainya, dan entah kenapa, jam itu membawaku ke duniaini. Dunia yang tidak pernah ku kenal, sangat asing.”
c.     Masalah memuncak
“...suara pintu itu terdengar sangat kencang di telingaku. Saat pintu terbuka, terpancar sinar putih yang menyilaukan mataku. Ternyata sesosok manusia itu adalah Jill. Jill terjebak di dunia waktu karena ia sering menyia0nyiakan waktunya. Rane ditugaskan untuk membantu Jill memperbaiki waktunya yang sia-sia dengan mengumpulkan 3 serpihan waktu Jill yang terbuang”
d.    Puncak ketegangan
“Ingin rasanya kakiku menginjak kembali dunia yang selama ini kutinggalkan, namun tubuhku berubah menjadi seekor kupu-kupu. Akhirnya, aku pun terbang ke tempat dimana Jill menyia-nyiakan waktunya. Aku terbang dengan kecepatan yang tinggi dari sebelumnya menuju sebuah bukit yang ada di otakku. Aku terus terbang walau angin ganas itu mungkin akan menyobek sayapku. Ternyata, serpihan milik Jill cukup sulit ditemukan karena letaknya berada di sebuah batu besar tepat di sampung sungai.”
e.    Ketegangan menurun
“Setelah 3 serpihan waktu terkumpul, tubuhku terasa tersedot ke dalam pusaran angin. Entah dari mana angin itu, sampai akhirnya wujudku berubah kembali menjadi manusia dan telah berada di hadapan Jill.”
f.     Penyelesaian
“Rane..selamat, kau berhasil menyelesaikan tugasmu. Sekarang...kamu berhak kembali ke duniamu..”

7.    Sudut pandang          : Orang pertama. Dibuktikan dengan kalimat “Sudah cukup
                                 lama aku berada disini .....”
8.    Amanat                      : Jangan menyia-nyiakan waktu, karena waktu sangat
                                  berharga. Jadi gunakanlah waktu dengan sebaik-
                                  baiknya karena waktu tidak dapat terulang kembali



Persamaan dan Perbedaan Kedua Cerpen

Persamaan :
q  Sama-sama berpetualang menjalankan suatu misi
q  Kedua cerpen memiliki alur maju mundur (campuran)
q  Kedua cerpen memiliki sudut pandang orang pertama
q  Kedua cerpen memiliki pertanyaan yang tidak terpecahkan
q  Tokoh utama dalam kedua cerpen sama-sama perempuan

Perbedaan :
q  Cerpen I (Kejutan Terakhir) beraliran Horror sedangkan Cerpen II (Serpihan Waktu) beraliran fantasi
q  Cerpen I bertemakan misteri sedangkan Cerpen II bertemakan petualangan
q  Cerpen 1 berakhir dengan tanda tanya (gantung) sedangkan Cerpen II berakhir bahagia

q  Cerpen I mengajarkan kita untuk tidak mudah percaya dengan orang yang belum jelas asal-usulnya. Cerpen II mengajarkan kita untuk mempergunakan waktu dengan sebaik-baiknya.



Sumber cerpen : www.cerpenmu.com

No comments:

Post a Comment